Berlayarlah kemanapun kau suka


                       Berlayarah sesuka hatimu , aku memutuskan membuang jauh ‘rasa ini’


     Nampaknya Tuhan telah menjawab serangkaian doaku selama ini. Kini aku harus merelakan rasa cintaku selama ini yang hanya bisa ku nikmati sendiri tanpa memberi tahumu. Mungkin aku terlalu asyik bermain-main dengan khayalan gilaku selama ini. Manusia memang tak akan tahu jika tak diberi tahu. Begitu juga dengan perihal perasaan. Menyimpan perasaan sendiri ternayata begini rasanya. Sudah berulang kali aku selalu menyimpan perasaan, namun tak pernah sesakit ini. Memang tak ada yang bisa disalahkan dalam urusan “Jatuh cinta sendiri”. Hanya bungkam dan bisu yang tak akan pernah orang mengerti dengan kedua isyarat tersebut. Semua perlu kejelasan, namun tidak dengan dengan aku dan kamu. Selama ini hanya ada AKU dan KAMU, karna tak kan pernah ada kata KITA.



      Aku lelah jika harus melihat kedekatanmu dengan perempuan lain. Yang jelas-jelas perempuan tersebut sudah ada yang memiliki. Setiap kali melihatmu ‘ber-interaksi’ dengan perempuan tersebut slalu saja negative thinking pun muncul. Mungkin persepsiku tentang perempuan tersebut terlalu berlebihan negatif. Dia memang jauh lebih sempurna daripada diriku yang hanya bisa membisu dan bungkam. Aaku memang tak banyak mengeluarkan kata dalam sebuah percakapan. Aku jauh lebih senang dengan keadaan dimana aku bisa merasakan kehangatan tersendiri dari sebuah pertemuan. Aku memang lebih senang ‘ber-interaksi’ dengan seseorang lewat tulisan. Karna aku tahu kelemahanku.

Dia yang jauh lebih sempurna dibandingkan diriku. Dia yang sering melewatkan waktu-waktu denganmu dibanding dengan ‘lelakinya’. Dia yang slalu pandai dalam mencari topik pembicaraan. Dia yang pintar ‘ber-interaksi’ baik secara lisan maupun tulisan. Dia yang  pertama menciptakan sebuah percakapan denganmu,dia yang selalu menampakkan image ‘imut’ ‘cantik’ dan masih banyak lagi. Dia memang lebih segala-galanya dibandingkan dengan diriku. Dia selalu pintar dalam memikat lawan jenisnya. Mungkin untuk orang yang baru pertama kali melihatnya pun akan menaruh hati pada dia. Rasa iri pasti pernah muncul tiba-tiba. Munafik rasanya jika aku bilang aku tak pernah merasa iri dengan apa yang ia miliki.

Kini, aku memutuskan. Mungkin ini jawaban dari serangkaian doaku selama ini. Sekarang intensitas kamu ‘ber-interaksi’ dengan “Dia” semakin sering. Tak mengapa bagiku jika ‘Dia’ adalah sosok yang dikirimkan Tuhan untukmu. Aku bisa apa? Jika memang,Tuhan telah menuliskan Kamu dan ‘Dia’ berjodoh. Kini aku harus melepaskan semua ‘rasa’ ini. Salahku sendiri hanya bisa memendam perasaan seperti harta karun.  Tak ada yang harus disalahkan. Aku hanya memiliki prinsip “Wanita tak pantas untuk memulai dalam urusan Hati”


Secret Admirer

 D o m o i c h i

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer