Social Drinker
Beberapa hari yang lalu ada salah satu teman yang bertanya kepada saya mengenai pandangan saya terhadap orang yang memiliki bcakground ‘peminum’, hmm…. katakanlah frekuensi orang tersebut dalam ‘minum’ tidak yang setiap hari atau setiap saat. Dia hanya ‘minum’ ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya kemudian ia ditawari oleh temannya untuk ‘minum’ , dan dia ngerasa gak enak misal nolak tawaran temennya itu (Berdasarkan pengalaman salah satu teman), kalau tidak salah biasanya disebut ‘social drinker’ — correct me if i’m wrong.
Saya pribadi semenjak kenal dan sekarang berteman dengan orang yang memiliki background ‘social drinker’ tidak lagi menilai orang lain hanya dari covernya. Kalau boleh jujur saya malah senang bisa berteman dengan orang-orang seperti mereka. Apalagi jika mereka bercerita tentang kehidupan mereka, itu berarti mereka percaya kepada saya. Karna semenjak mengenal mereka seakan diperlihatkan sisi lain dari dunia, dan mereka lah yang menyadarkan saya jika dunia itu tidak hanya sebatas circle saya selama ini. Pemikiran orang-orang seperti mereka ini sangat open minded, apalagi dengan berbagai macam pengalaman hidup yang telah mereka lalui.
Dan saya yakin, setiap tindakan/keputusan seseorang dalam hidupnya itu mempunyai alasan atau ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka mengambil tindakan/keputusan tersebut.
Saya tidak membenarkan perilaku ‘minum’ mereka. Karna yaa,.. ‘it’s not my business’. Yaudah,.. toh mereka sudah dewasa, dan berakal. Dan saya rasa mereka juga pasti tahu kalau perilaku mereka itu tidak dibenarkan dalam agama, tapi kenyataannya mereka tetap memilih seperti itu. Satu-dua kali mencoba mengingatkan tidak masalah, tapi jika kita sudah mengingatkan namun mereka masih tetap melakukannya itu sudah diluar urusan kita. Itu sudah menjadi urusan mereka secara individu dengan Tuhan. Adanya mereka menjadi pribadi yang seperti itu saya rasa juga merupakan salah satu proses hidup. Kita tidak tahu kedepannya mereka akan bagaimana. Bisa saja kan kehidupan mereka beberapa tahun yang akan datang menjadi pribadi yang jauh lebih baik dibanding kita saat ini.
Prinsip saya, saya akan berteman dengan siapa saja orangnya. Asalkan saya nyaman dan nyambung dengan orang tersebut. Dan sejauh ini selama saya mengenal dan berteman dengan ‘mereka’, tidak pernah sekalipun ‘mereka’ mencoba mempengaruhi/mengajak ku untuk masuk ke dunia mereka. Saya rasa, dalam diri setiap orang mestinya ada semacam filter/batasan yang membuat mereka bisa menyesuaikan diri dengan lawan bicara/dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Komentar
Posting Komentar