Kompromi
Aku sedang tertarik dengan istilah kompromi dalam suatu hubungan. TIdak hanya 'hubungan' antara dua manusia dalam jalinan asmara, namun hubungan dengan semua manusia tanpa label hubungan asmara. Arti dari kompromi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan (tentang persengketaan dan sebagainya): kedua kelompok yang berselisih itu diusahakan berdamai dengan jalan.
Dalam hidup, kita selalu berinteraksi dengan manusia lainnya, entah dengan teman, kekasih, orang tua, saudara, orang asing, dan masih banyak lagi karna memang pada dasarnya manusai adalah makhluk sosial. Tentu ketika kita memiliki 'hubungan' ataupun kedekatan dengan seseorang kita pernah mengalami beda persepsi, dan pendapat. Lalu, apa yang akan kalian lakukan jika mengalami kondisi beda persepsi dan pendapat dengan orang lain? apakah kalian akan tetap kekeuh dengan pendapat dan persepsi kalian masing-masing? Atau mencari jalan tengah dari perbedaan persepsi diantara kalian? jika kalian mengambil keputusan untuk mencari jalan tengah, itu lah yang dinamakan dengan kompromi. Perbedaan persepsi dan pendapat harusnya tidak menjadi salah satu alasan untuk memutus komunikasi ataupun silaturahmi kita dengan orang lain.
Kalau ngeliat
orang tua kita yang langgeng sampai tua sampai jadi kakek nenek, suka mikir gak
sih keren yaa, hebat yaa mereka sama-sama saling mau bertahan dan tingkat
kompromi mereka bener-bener tinggi. Yaa meskipun kita tidak pernah tahu lika-liku
yang sudah mereka alami selama ini.
Kalian
pernah gak sih mengalami dilemma, dimana kalian dihadapkan dua lelaki/perempuan.
Namun dari keduanya masing-masing ada plus minusnya. Katakanlah, temen-temenmu
ngedukung kamu sama si A karna mereka ngeliat kalian cocok serasi ketika kalian
foto berdua. Tapi, sesungguhnya apa yang kamu butuhin dan inginkan dalam
menjalin suatu hubungan gak kamu dapetin dari si A ini, effortnya kurang lah. Ketika
kamu cerita atau mengeluh dia gak gubris dan malah seakan adu nasib. Sedangkan
si B bisa ngasih atau katakanlah si B ini ngetreat kamu seperti apa yang kamu inginkan ketika menjalin hubungan, namun si B dalam hal fashion atau style dia
minus. Mana yang akan kalian pilih? Si A yang nampak serasi dan cocok menurut
temen-temenmu karna style dan fashion si A yang emang oke, atau memilih si B
yang ngetreat kamu baik dan sesuai dengan apa yang kamu inginkan selama ini
dari seorang lelaki? Meskipun style dan fashion si B minus.
Jika kita
menuruti sifat asli manusia yang tidak pernah ada puasnya, tentu kita tidak akan
memilih diantara keduanya. Pada dasarnya setiap manusia tentu memiliki plus
minusnya, tidak mungkin ada yang sempurna. Bahkan orang yang kita kira cocok di
awal, pasti kita akan menemukan sisi lain dari dirinya ketika kita sudah saling
mengenal satu sama lain. Lalu apa yang kalian lakukan?
Jika aku yang dihadapkan dalam kondisi di atas kemungkinan yang akan aku pilih adalah si B. Karena aku pribadi lebih prefer dalam hal jodoh apalagi untuk dijadikan teman hidup memilih sosok yang bisa ngetreat aku dengan baik, nyambung ketika sedang ngobrol. Karena nantinya ketika kita sudah di usia senja pada akhirnya kita hanya hidup berdua dengan pasangan. Anak hanyalah titipan, karena ketika sudah memasuki usia 20 tahun ke atas anak akan meninggalkan kita entah dengan cara merantau mencari ilmu, bekerja di luar kota, dan menikah. Itulah yang membuatku mempertimbangkan mencari teman hidup yang bisa memperlakukan ku dengan baik, menghormati seorang perempuan selayaknya dia memperlakukan dan menghormati ibunya, dan mencari seorang partner yang bisa diajak diskusi dan berbicara tentang apapun, berkomunikasi dua arah, tidak hanya satu arah. Karena untuk perihal style dan fashion menurutku bisa kita rubah, tapi untuk sikap dan mindset seseorang agaknya itu di luar kendali kita sebagai partner untuk merubah dalam hal tersebut. Itu semua balik lagi ke individunya, apakah dia mau berubah atau tidak. Dan tentunya kita harus mengajak bicara terlebih dahulu dengan diri kita sendiri, apakah kita bisa berkompromi atau bisa menerima kekurangan dari pasangan kita nantinya. Karena pada dasarnya fondasi dari sebuah ‘hubungan’ adalah kompromi dan saling menerima kekurangan satu sama lain.
Adanya kompromi yang baik dalam suatu hubungan adalah dari komunikasi yang baik dan komunikasi dua arah dari keduanya.
Komentar
Posting Komentar