KITA (Aku dan Kamu)

 "Tak pernah bosan aku memandanginya setiap saat. Nafasku terasa lebih berarti jika berada disampingnya." kalimat itu muncul seketika disaat aku sedang sibuk memandangi dirinya. Tak lama kemudian ia menyadari pandanganku yang tertuju padanya.
  "?" sambil mengerutkan dahinya, aku tahu itu tanda ia menanyakan sesuatu kepadaku. Kode itu, aku sudah hafal dengan kode tersebut.
  "Hmm,... Ada apa denganku? Apakah ada yang salah dengan diriku?.sampai-sampai kau memandangiku seperti melihat makhluk lain yang asing bagimu -,- "

  "Tidak, tidak ada yang salah dengan dirimu."
"Lalu? kenapa kamu memandangiku seperti itu?"
   "Aku hanya merasa bersyukur pada Tuhan. Karna tlah mempertemukan kita. Bagiku dapat berkenalan/bertemu denganmu adalah Anugerah Terindah dalam hidup ini."
    Ia merasa tak percaya dengan kalimat yang baru saja ku lontarkan. Aku memang sedikit gila semenjak berkenalan dengannya. Ya, tepatnya tergila-gila dengan dirinya.

 "Hmmm,.... Kau bisa saja, aku juga merasa bersyukur pada Tuhan, karna Tuhan tlah mengirim sesosok gadis yang ditugaskannya untuk mengisi hati ini dan slalu menghiasi hari-hariku."

    "Aku slalu ingin melewatkan hari-hariku bersamamu. Dalam suka maupun duka. Aku ingin slalu ada didekapmu apabila aku merasakan sepinya waktu. Dekapanmu yang hangat itu membuatku merasa nyaman didekatmu."
  Seketika itu juga dia langsung mendekapku. Betapa nyamannya saat itu. Ia slalu mengerti tentang apa yang sedang aku rasakan, Walaupun aku tak mengucapkan satu katapun dari mulut ini, ia tlah memahamiku dengan mimik wajah yang kuperlihatkan padanya.

   
"Aku ingin apabila suatu saat nanti aku terjatuh, kau akan menggenggam tanganku. Dan apabila aku sedang merasakan rindu yang begitu hebat, dan kesendirian yang membunuhku dekaplah aku dalam pelukmu." Entah setan mana yang membujukku untuk mengucapkan kalimat tersebut padanya.

 "Aku tak ingin berjanji padamu yang berlebihan, namun aku akan slalu berusaha untuk slalu mendekapmu, menjagamu, dan slalu menyayangimu sampai akhir usia ini."
" Aku juga merasakan hal yang sama dengan dirimu. Ada sebersit rasa didalam diri ini untuk slalu menjaga dirimu selamanya."

 "Aku,... Tidak, aku hanya ingin kau tahu, ada sebersit rasa ingin memili dirimu seutuhnya didalam diri ini." Berkata apa aku barusan? aku merasa ada yang aneh pada diriku saat aku berbincang-bincang dengannya saat itu.
      Tiba-tiba aku begitu berani mengungkapkan kalimat yang ingin aku ucapkan pada dirinya sejak lama. Mungkin ia juga merasakan ada sesuatu yang aneh pada diriku. Tak biasanya aku berbicara sepanjang tadi. Terkadang aku juga hanya bebicara seperlunya saja. Hanya beberapa sahabat/temanku saja yang aku ajak berbicara lumayan panjang dengan mereka.

    "Aku senang mendengarmu berkata seperti tadi. Itulah yang aku harapkan selama ini. Dapat berbagi pikiran dan mengungkapkan isi hati kita masing masing tanpa malu-malu." Benar dugaanku. Ia merasa ada yang berbeda denganku saat itu. Namun, ia justru suka dengan sikapku tadi.

 Untunglah, akhirnya aku dapat mengungkapkan kalimat sepanjang tadi dengan lancar dihadapannya.

       "Terkadang ada saatnya kita mengungkapkan sesuatu hal kepada orang yang kita sayangi. Namun didalam menjalin suatu hubungan kita harus saling jujur dengan pasangan kita. Tapi tak selamanya semuanya dapat kau ceritakan padanya."

Komentar

Postingan Populer