Berawal dari Sebuah Pandangan (2)


Matahari terasa terik sekali hari ini,setelah kemarin hujan mengguyur dengan derasnya. Hari ini hari Minggu, saatnya untuk bebas sejenak dari tugas-tugas yang menghantuiku selama sepekan ini. Namun, mataku dikejutkan oleh dua orang lelaki yang sedang bertamu di kosku. Siapa mereka? Nampaknya mataku tak asing dengan sosok itu. Tapi siapa mereka? Otakku mencoba memutar memori-memori beberapa bulan,tahun lalu. Namun ingatanku tak juga mau berkompromi denganku. Sudahlah, mungkin dua orang laki-laki yang sedang bertamu di kosku bukan orang yang aku kenal. Akhirnya aku putuskan untuk keluar kamar.

       “Dina?” suara laki-laki itu.
       “Iyaa?” jawabku,kemudian memutar badan ke arahnya
       “Sedang apa kamu disini,din?”
       “Aku ngekos disini.” Jawabku singkat
       “Ooohh.”

       “Kamu kenal dengan Dina? Kenal dimana?” Tanya Tania.
       “Iya, kemarin sore saya ada janji di perpustakaan kampus teman saya, tapi akhirnya saya menuju ke masjid dekat perpustakaan, dan kebetulan disana ada Dina dan temannya.”
       “Ooohh,.. Jangan heran kalau Dina jawabnya singkat. Dia orangnya emang pendiam, khususnya untuk orang yang baru pertama kali ia kenal. Maka ia akan menjawab sekenanya aja.”
       “Iya, kemarin saat aku tanya, yang sering jawab malah temannya.”


Rayhan? Lalu apa hubungannya dengan Tania? Sejak kapan mereka sedekat itu?  Ada hubungan apa antara mereka berdua?  Kenapa harus Tania yang dekat denganmu, Rayhan? -_-

Tania, ia adalah seorang model. Sebagai seorang model pastilah ia mempunyai wajah yang cantik nan rupawan. Rambutnya yang lurus,hitam tergurai dengan indahnya. Ah, tak pernah ada habisnya jika membicarakan Tania yang seorang model itu. Walaupun ia disibukkan dengan kegiatan modellingnya, namun ia juga pintar dalam hal akademis. Terasa sempurna sekali hidupnya.


        “Din, di depan ada tamu siapa sih?” tanya Helen.
        "Kurang tahu juga, ada urusan sama Tania.” Jawabku singkat


Apa-apaan ini. Moodku tiba-tiba berubah menjadi jelek. Padahal diluar sana matahari sedang cerah sekali. Apa mungkin gara-gara Rayhan? Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Rayhan pasti akan lebih memilih Tania yang model itu.

            “Dina !” Panggil Tania
            “Apa?”
            “Rayhan mau pamit pulang.” Ujar Tania
            “Lalu? Apa urusannya denganku?!” Jawabku kesal.
             “Ya sudah.” Ucap Rayhan
             “Assalamu alaikum.”
             “Wa alaikum salam”

 “Ada apa denganmu din? Kenapa kamu bersikap seperti itu kepada Rayhan?” Tanya Tania
  "Tak apa. Mood ku hari ini sedang jelek.”
 “Tapi, tak perlu bersikap sinis seperti itu juga kan?”
  “Kenapa kamu yang jadi sewot begini? Rayhan saja tak mempermasalahkan.”
 “Sudahlah. Abaikan saja.” Jawabnya kesal.


Kau ! Kenapa kau bersikap sewot padaku dengan sikap yang ku berikan kepada Rayhan? Apa urusanmu dengannya? Kau bukan gadisnya,bukan? Kenapa kau bersikap seakan-akan kau itu adalah gadisnya? Kau juga tahu kan bagaimana sikapku jika sedang badmood? Apa jangan-jangan tadi kau bersikap seperti itu hanya untuk menarik Rayhan? Sudahlah, tanpa kau mencari perhatian, semua orang juga akan memperhatikanmu yang seorang model itu.

Selamat buatmu Tania dan buatmu Rayhan yang telah membuat mood ku hari ini hancur. Kedekatan antara kalian itu telah membuatku kepanasan seperti cacing ketika melihat setiap aktifitas yang kalian lakukan itu. Kalian nampak seperti pasangan yag serasi, yang baru beberapa hari menjalin hubungan yang masih hangat-hangatnya. Aku tak tahu ada hubungan apa sebenarnya antara kau dan Tania yang seorang model itu. Aku memang baru mengenalmu kemarin sore, dan itupun hanya diawali dengan tanya jawab seperti kuis-kuis di televisi yang sering aku tonton setiap sore. Namun, karismamu itu Rayhan. Sikapmu yang religius, dan sikap sopanmu kepada wanita.

Ah, kau. Kenapa kau harus  mengenal Tania? Dan kenapa kau memiliki urusan dengan Tania? Itu berarti kau akan sering mengunjungi kosku? Sial. Apa mungkin aku harus menghilang setiap ada kamu Rayhan? Ini tidak lucu, masa iya Cuma gara-gara kau berada di sini hanya untuk mengomongkan urusanmu dengan Tania aku harus lari dan kabur dari kos ini? Apa aku harus menutup pintu kamarku lalu mencoba menganggapmu tidak sedang berada di kosanku? Sedangkan kau sedang berbincang dengan akrabnya bersama Tania.

Oke. Sekarang aku akan memutuskan jika moodku hari ini berubah menjadi jelek karna cemburu melihat kau dekat dengan Tania. Apa?? Cemburu?? Iyaa. Aku C E M B U R U !! Kau tahu??
Kau memang berbeda dari lelaki-lelaki yang pernah aku kenal, Rayhan. Biarkan aku menikmati lembutnya suaramu saat sedang mengucap “Assalamu alaikum” kepadaku ataupun kepada orang lain.

 

Komentar

Postingan Populer