BEST FRIEND [?]
Sepiiii,..
Ya, sepi.
Itulah yang aku rasakan disaat kota ini ramai sekali. Mungkin aneh, namun
inilah yang aku rasakan. Walaupun di keramaian aku tetap merasa kesepian.Aku
merasa kota ini KOTA MATI (bagiku). Aku seperti anak kecil yang yang sedang
bingung mencari ibunya di tengah keramaian kota. Hahaha kedengarannya seperti
anak hilang saja.
Ya itulah yang sedang aku rasakan saat ini. Aku merasa semua orang menghilang dariku. Entah itu disengaja ataupun memang benar benar sibuk hingga mereka (teman) tidak bisa berada disampingku. Ditengah keramaian kota saat itu aku mencari mu (teman), namun kau tak nampak. Aku bertanya pada orang-orang disekitar, namun mereka semua menjawab tidak tahu kau berada dimana.
Apa mungkin kalian juga akan menghilang sama seperti orang yang aku sayangi tersebut? Aku harap tidak. Namun, aku sedikit kecewa dengan mereka (teman). Disaat aku membutuhkan mereka, mereka justru tak ada disampingku. Dan ketika aku sedang sibuk dengan kehidupan baruku, mereka justru datang disaat itu.
Disini aku
hanya bertemankan angin yang slalu menerpaku. Kini aku hanya bisa terdiam seribu
bahasa. Ditempat aku berada aku menenggelamkan mukaku sedalam dalamnya. Aku tak
tahu harus berbuat apa. Aku merasa muak dengan keadaan yang seperti ini. Seakan
akan semua orang menghilang dari permukaan bumi ini. Walaupun ragaku sehat,
namun batinku merasa tertekan dengan keadaan ini.
Aku merasa
mereka (teman) sedikit jauh denganku. Aku tak tahu ini hanya perasaanku seorang
atau sama dengan perasaan sahabatku yang satunya lagi. Kini dia telah mempunyai
teman baru yang slalu menemaninya saat ia berangkat sekolah dan pulang sekolah.
Aku sadar, aku memang tak setenar seperti teman barunya tersebut. Namun aku
slalu berusaha untuk membuat sahabat sahabatku nyaman dengan kehadiranku.
Kini dia
selalu bersama dengan teman barunya tersebut. Walaupun dia memberi senyum
ataupun menyapaku dan temanku, tapi raganya selalu berada disamping teman teman
barunya itu. Mungkin selama ini aku hanya bisa diam membisu, untuk menutupi
prasangka prasangka buruk tentangnya. Aku sadar selama beberapa hari ini aku
selalu “Negative Thinking” tentang dia yang sekarang mempunyai kehidupan baru
dengan teman temannya itu. Aku sadar selama beberapa minggu lalu aku dan
temanku tak slalu bisa berada disampingnya untuk mendengarkan setiap keluh
kesah, ataupun curahan hati dari dia, lagipula beberapa minggu lalu dia
disibukkan dengan kegiatan barunya yaitu mengikuti lomba (tidak perlu aku
sebutkan nama perlombaan yang dia ikuti). Otomatis seiring dengan berjalannya
waktu, pasti ia akan sering bergaul dengan teman temannya yang juga ikut lomba
tersebut.
Aku bisa
memaklumi itu. Namun, aku merasa iri dengan teman temanku yang lainnya. Disaat
bel pulang sudah berbunyi, semua langsung keluar kelas dan mencari temannya
sendiri sendri. Atau kalau tidak mereka semua akan “menjemput” temannya
tersebut ke kelasnya. Sedangkan aku ???? Ya, setelah bel berbunyi aku segera
keluar kelas, turun tangga kemudian mencoba mencari sahabtaku itu. Namun apa
yang aku dapatai?? Ya, dia sedang bersama dengan teman teman barunya itu.
Fikirku, lebih baik aku langsung menuju ke parkiran saja. Daripada aku ikut
bersama dengan dia dan teman temanya itu, lebih baik aku pulang sendiri. Toh,
kalaupun aku ikut bersama dia dan teman temannya itu, aku juga bakal gak
ngerasa enak sendiri. Topik yang aku bicarakan dengan dia dengan topik yang ia
bicarakan dengan teman barunya tersebut berbeda.
Aku merasa
seperti manusia individual. Itu yang aku rasakan beberapa hari belakangan.
Berangkat sekolah slalu sendiri (dari kelas 7 juga berangkat sendiri) Pulang
sekolah kini juga sendiri. Sahabatku yang satunya, yang dulu slalu janjian
dengannya apabila berangkat sekolah, kini sahabatku tersebut tidak pernah naik
speda lagi. Setelah ia tahu bahwa dia berangkat sekolah dengan teman teman
barunya itu yang notabennya berangkat siang. Sedangkan sahabatku yang satu itu
tidak ingin terlambat. Kalaupun aku jadi sahbatku itu aku juga akan seperti
dia.
Aku ingin
kembali seperti dahulu. Seperti kelas 8 dahulu. Dimana kita berempat slalu bersama sama kemana saja kita pergi. Kini satu
orang telah jarang bersama kita. Tuhan, apa mungkin kau akan menjauhkan aku dan
sahabatku dengan dia?? Aku harap TIDAK. Cukup satu orang saja yang menjauh dari
kita. Aku tak ingin persahabatan ini semakin hancur.Jujur aku merindukan saat
saat kita masih berempat dahulu. Setelah satu sahabat menjauh dari kita, kita
tinggal bertiga. Dan tadi, tepatnya kemarin dan hari ini aku hanya bersama satu
sahabatku saja.
Aku akui aku
sedikit marah dengan dia (teman), tadi disaat aku dan temanku dari parkiran
untuk mengambil sepedaku, dari kejauhan nampak dia dengan teman barunya itu
sedang bercanda gurau. Sedangkan aku dan temanku Cuma berdua saja. Wlaupun dia
menyapa dan tersenyum pada kami, namun tadi aku pasang muka yang sinis. Apa aku
tidak boleh sedikit marah dengan temanku yang satu itu?? Sedangkan dia
terkadang juga suka bersikap seperti anak kecil dengan egonya.
Aku sudah
cukup merasa sendiri ketika aku bersama dengan teman teman sekelasku. Apa
mungkin aku juga akan merasakan sendiri lagi disaat sahabatku punya sahabat
baru?? Lalu, apa arti dari persahabatan kita selama ini, wahai kawanku?? Aku
tahu kini kita memang tidak sekelas lagi seperti dahulu, dan aku tahu kita
mempunyai kehidupan yang baru. Kita juga akan disibukkan dengan kesibukan
kesibukan di kelas kita masing masing. Namun harapanku, walaupun kita sudah
tidak satu kelas lagi, persahabatan kita msih bisa utuh.
Aku hanya
tidak ingin jika kita sahabatan hanya gara gara kita satu kelas. Itu tidak bisa
disebut dengan SAHABAT. Aku tahu ada saatnya kita disibukkan dengan keadaan
kelas kita masing masing. Namun adakalanya juga kita punya waktu untuk bersama
sama menghilangkan kepenatan dalam diri kita masing masing. Mungkin dengan kita
sharing, berbagi cerita antara satu dengan lain, tertawa bersama, dan masih
banyak. Aku rindu canda tawa kalian, seyum kalian.Tuhan, tolong kembalikan
keadaan seperti dahulu. Canda tawa kalian adalah semangat dalam hidupku, dan
membuatku berarti dalam menjalani hidup ini.
Komentar
Posting Komentar